TUGAS BHS INGGRIS (menerjemahkan)
METODE ILMIAH
Tujuan dari semua
upaya ilmiah adalah menjelaskan, memperkirakan dan atau
pengendalian kejadian. Tujuan ini
didasarkan pada anggapan bahwa semua perilaku dan kejadian berlaku tertib dan tujuan itu berefek pada
kasus yang ditemukan.
Kemajuan
tujuan ini meliputipenguasaan pengetahuan, pengembangan dan uji teori-teori.Keberadaan teori ini
memfasilitasi kemajuan ilmiah denganmenjelasanfenomena-fenomena secara simultan.
Dibandingan dengan sumber pengetahuan
lain seperti pengalaman, kewenangan, penalaran induktif dan penalaran deduktif.
Penerapan dari metode ilmiahini adalah pembuktian keniscayaan yang paling efisien
dan dapat diandalkan.Beberapa
masalah terkait dengan pengalaman
dan kewenangan sebagai sumber
pengetahuan dilustrasikan secara grafik dengan cerita tentang Aristoteles.
Menurut cerita ini, suatu hari
Aristoteles menangkap seekor lalat dan dihitung dengan hati-hati dan dihitung kembali
kaki-kaki lalat tersebut.
Dia
kemudian mengumumkan bahwa
lalat-lalat memiliki 5 kaki.
Tidak ada seorangpun mempertanyakan perkataan Aristoteles. Selama
bertahun-tahun penemuan ini telah
diterima tanpa ada protes. Tentu saja lalat
yang ditangkap Aristoteles baru saja kehilangan sebuah kaki. Anda
percaya atau tidak cerita ini, cerita
ini menggambarkan keterbatasan dari menghandalkan pengalaman seseorangdan
kewenangan sebagai sumber pengetahuan yang lain.
Kedua
penalaran induktif dan deduktif juga memiliki nilai keterbatasan ketika
digunakan secara khusus. Penalaran induktif melibatkan formulasi umum
berdasar pada pengamatan dalam jumlah terbatas dan kejadian tertentu/khusus.
CONTOH:
Setiap buku penelitian itu mengkaji tentang bab Sampling.
Karena itu semua buku penelitian terdiri dari bab Sampling.
Penalaran
deduktif menekankan pada proses balikan
( proses berbalik) dari yang
khusus menuju yang
umum.
CONTOH: Semua buku
penelitian terdiri dari bab Sampling. Ini
adalah sebuah buku penelitian.
Karena itu buku ini terdiri dari sebuah bab
Sampling.
Meskipun
kedua pendekatan/penalaran itu tidak
sepenuhnya memuaskan, namun digunakan bersama sebagai komponen yg
terintegrasi dalam metode ilmiah, kedua penalaran itu sangat
efektif.Pada dasarnya metode ilmiah melibatkan induksi hipotesis
berdasarkan pada pengamatan, pengurangan implikasi hipotesis, pengujian
implikasi dan konfirmasi atau tidak konfirmasi pada hipotesis.
Metode
ilmiah adalah proses yang sangat
teratur yang melibatkan sejumlah
langkah berurutan, pengenalan dan definisi masalah, perumusan hipotesis,
pengumpulan data, analisa data, pernyataan kesimpulan tentang konfirmasi atau
diskonfirmasi dari hipotesis.
langkah
ini dapat diterapkan secara informal dalam pemecahan masalah sehari-hari
seperti menentukan rute yang paling efisiendari rumah ke tempat kerja atau
sekolah, waktu terbaik untuk menuju antrian di bank, atau menentukan jenis terbaik dari kalkulator yang
ingin dibeli. Penerapan yang lebih formal dari metode ilmiah adalah untuk mencari penyelesaian pada semua masalah
yang terkait dengan penelitian.
Penerapan Metode Ilmiah dalam Pendidikan
Penelitian
adalah penerapan sistematis formal dari metode ilmiah untuk menyelesaikan
masalah; penelitian pendidikan adalah penerapan sistematis formal dari metode
ilmiah untuk menyelesaikan masalah pendidikan. Tujuan penelitian pendidikan
seiring dengan tujuan semua ilmu yaitu untuk menjelaskan, memprediksi, dan
atau mengontrol fenomena pendidikan. Perbedaan utama antara penelitian pendidikan
dan penelitian ilmu lain adalah dasar dari fenomena yang dipelajari. Akan
sedikit lebih sulit untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol keadaan yang
menyangkut manusia yang merupakan oranisme paling komplek. Ada banyak variable, diketahu
dan tidak diketahui, yang diterapkan dalam
setiap lingkungan pendidikan yang
sangat sulit untuk digeneralisasi atau dibahas temuannya. Jenis control yang ketat yangt diterapkan
pada laboratorium kimia sebenarnya tidak mungkin diterapkan pada penataan
pendidikan.Pengamatan juga lebih sulit dalam penelitian pendidikan. Pengamat
bisa saja berlaku subyektif dalam merekam tingkah-laku obyek dan orang yang diamati
bisa saja bertingkah laku tidak sesungguhnya hanya karena mereka sedang
diamati. Pengukuran yang valid juga lebih sulit
dalam penelitian pendidikan, kebanyakan pengukuran dilakukan secara
tidak langsung; tidak ada intrumen yang dapat dipakai untuk membandingkan
sebagai barometer untuk mengukur kecerdasan, prestasi atau sikap. Ingatlah
bahwa tujuan pendidikan bukan untuk membuat kasus demi pembuktian keyakinan itu
adalah tujuan dari pembuatan makalah,
atau untuk membuktian niali angka. Penelitian adalah pertanyaan yang obyektif
dan focus untuk menemuan yang dapat dibahas.
Barangkali
kesulitan dan kerumitan penelitian pendidikan itulah yang membuatnya menjadi
hal yang menantang dan meyenangkan walaupun peneliti itu digambarkan sebagai
orang tua berkacamata dan membungkuk dengan beban yang berat, terus menerus menambahkan zat
kimia ke dalam tabung kimia, setiap hari ribuan orang dari segala umur bentuk
dan ukuran melakukan penelitian pendidikan dalam berbagai macam hal. Setiap
tahun jutaan dolar dihabiskan dalam penelitian pengetahuan yang berhubungan
dengan proses belajar mengajar. Penelitian pendidikan telah memberikan
kontribusi banyak temuan yang
berhubungan dengan prinsip tingkah laku, pembelajaran, daya ingat. Sebagai
tambahan kontibusi yang signifikan telah diberikan sehubungan dengan kurikulum, instruksi,
materi instruksional, disain, pengukuran, dan analisis. Baik penelitian
kuantitatif maupun kualitatif sangat
menarik. Hal ini sebagian karena
para peneliti yang terlatih lebih baik. Sesungguhnya, banyak lulusan program pendidikan dalam bidang yang berbeda seperti pendidikan jasmani,
pendidikan seni, pendidikan bahasa inggris, saat ini memerlukan pelatihan dalam
penelitian untuk semua siswa.
Langkah-langkah
yang termasuk dalam penelitian pendidikan harus familier karena merka secara
langsung berkaitan dengan langkah-langkah metode ilmiah:
1. Pemilihan
dan definisi masalah. Suatu masalah adalah sebuah hipotesis atau pertanyaan
pendidikan yang dapat diuji atau dijawab melalui pengumpulan dan analisis data.
2. Pelaksanaan
prosedur penelitian. Prosedur meliputi pemilihan subyek dan atau pengembangan
instumen pengukuran. Disain penelitian mengarahkan ke perluasan prosedur
spesifik yang termasuk kedalam penelitian.
3. Analisis
data. Analisis data biasanya meliputi penerapan
satu atau lebih teknik statistic. Data dianalisis dengan cara yang memungkin peneliti menguji hipotesis
penelitian atau menjawab pertanyaan penelitian.
4. Menyatakan
kesimpulan. Kesimpulan didasarkan pada hasil analisis data. Kesimpulan harus
dinyatakan dalam istilah hipotesis
awal atau pertanyaan. Kesimpulan harus menunjukan, sebagai contoh, apakah hipotesis
penelitian mendukung atau tidak mendukung.
Dalam
sebuah laporan penelitian, seperti sebuah artikel yang diterbitkan di sebuah jurnal
langkah-langkah ini harus dapat terbaca jika laporan ditulis dengan baik. Masalah biasanya akan
disajikan dalam pernyataan-pernyataan yang dimulai dengan frase seperti “tujuan
dari penelitian ini adalah untuk…” dan “dihipotesiskan bahwa….”. Bagian-bagian
prosedur dari laporan bisa jadi sangat panjang dan terperinci, tetapi ada
langkah utama tertentu yang dapat diidentifikasi, seperti jumlah dan
karateristik subyek (sample), diskripsi dari instrumen pengukuran termasuk
ketika penelitian itu dilakukan (apakah ada pre-test), dan diskripsi dari
perlakuan group, jika memungkinkan. Teknik analisis data biasanya mudah untuk
diidentifikasi; biasanya disajikan dalam
pernyataan yang meliputi frase seperti “ data dianalisis menggunkan …..” atau “
sebuah…..digunakan untuk mengaanalisis data….”. Kesimpulan biasanya dinyatakan seperti itu juga. Ketika beberpa kesimpulan disajikan
paling tidak salah satunya harus
berkaitan langsung dengan hipotetsis awal. Pernyataan-pernyataan seperti
“disimpulkan bahwa penelitian lanjutan dibidang ini sangat diperlukan” itu bagus tetapi tidak mewakili kesimpulan utama
dari penelitian. Penelitian lanjutan selaludiperlukan !
Studi
penelitian dapat diklasifikasikan dalam sejumlah cara. Dua pendekatan utama
adalah untuk mengklasifikasi dari tujuan
dan mengklasifikasi dari metode. Ketika tujuan adalah kreteria klasifikasi semua
studi penelitian digolongkan menjadi
satu dari lima katagori:
penelitian dasar, penelitian aplikasi/terapan, penelitian evaluasi, penelitian
dan pengembangan, atau penelitian tindakan. Metode penelitian mengacu pada
seluruh strategi yang dilakukan dalam mengumpulkan dan menganalisis data; strategi mengacu pada disain penelitian. Bahkan
menggunakan metode penelitian sebagai
kreteria dapat mengarah pada beberapa skema klasifikasi yang berbeda. Bagaimanapun ada 5 jenis
atau metode penelitian yang berbeda: sejarah,diskriptif, korelasi,
sebab-perbandingan, dan eksperimen.
Klasifikasi Penelitian dengan Tujuan
Klasifikasi
penelitian dengan tujuan berdasarkan
terutama pada tingkat yang mana penemuan
mempunyai penerapan langsung dan tingkat yang mana klasifikasi
dapat digeneralisasi ke situasi pendidikan lainnya. Kedua kreteria ini adalah
fungsi dari control penelitian yang dilatihkan selama pelaksanaan penelitian.
Penelitian dasar meliputi pengembangan
teori; penelitian terapan berkaitan dengan penerapan teori penyelesaian masalah; penelitian evaluasi
meliputi pembuatan keputusan yang menyangkut hubungan
yang bernilai dari 2
atau lebih tindakan alternative; penelitian dan pengembangan ditujukan pada pengembangan hasil-hasil
yang efektif yang dapat digunakan disekolah; dan penelitian tindakan berkaitan dengan solusi yang
bersifat segera pada masalah-masalah lokal.
Penelitian dasar
vs Penelitian Terapan
Saangat sulit untuk mendiskusikan penelitian
dasar dan penelitian terapan secara terpisah, karena keduanya sebenarnya satu
rangkaian kesatuan. Tetapi ada penolakan,
sehubungan dengan akhir rangkaian kesatuan penelitian
pendidikan mana yang harus dilakukan. Dalam bentuk aslinya, penelitian dasar
dilaksanakan semata-mata untuk tujuan teori pengembangan dan perbaikan.
Penelitian dasar tidak terkait
dengan penerapan praktis dan
sangat mirip dengan kondisi laboratorium dan control biasanya
disesuaikan dengan penelitian ilmiah. Penelitian terapan, seperti
namanya dilaksakan untuk tujuan menerapkan atau menguji
teori dan mengevaluasi manfaat
dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Benar atau salah
sebagian besar studi penelitian pendidikan diklasifikasikan pada
akhir rangkaian yang diterapkan; lebih berkaitan dengan ”apa”
disbanding “mengapa”. Penelitian dasar
terkait dengan menetapkan prinsip-prinsip umum pembelajaran; penelitian
terapan berkaitan dengan manfaat pengelolaan pendidikan. Sebagai contoh banyak
penelitian dasar banyak dilakukan
dengan binatang untuk menentukan prinsip-prinsip penguatan dan akibat dalam
pembelajaran. Penelitian terapan telah
menguji prinsisp-prinsip ini untuk
menentukan keefektifannya dalam
meningkaatkan pembelajaran
(instruksi yang terprogram) dan tingkah laku (
modifikasi tingkah laku). Beberapa penelitian
yang berada diantara rangkaian
kesatuan tersebut, berusaha untuk menyatukan kedua
pendekatan tersebut dengan melakukan penelitian terkontrol
didalam kelas khusu atau kelas
simulasi, menggunakan siswa, dan meliputi topic
dan materi sekolah yang relevan.
Kedua jenis
penelitian itu sangat penting.
Penelitian dasar menyajikan teori yang menghasilkan implikasi untuk menyelesaikan masalah-masalah pendidikan; penelitian terapan menyajikan data untuk
mendukung teori, menuntun revisi teori atau memberi saran pengembangan pada teori
baru.